Sejarah Singkat Berdirinya SIM

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
SEKOLAH INDONESIA MAKKAH

Bismillahirrahmanirrahiem
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa warga Negara Indonesia yang berdomisili (bermukim) di Makkah tidaklah sedikit jumlahnya. Dan sebagiaan diant keluarga, sehingga banyak anak Indonesia yang lahir di Makkah.
Semanjak lama para orang tua dilanda kecemasan yang mendalam atas nasib putera puteri mereka yang se-usia sekolah tidak dapat mengenyam pendidikan seperti saudara saudara mereka se-usia yang berada di Indonesia atau berada di luar negeri yang terdapat lembaga pendidikan Indonesia misalnya di Jeddah, Riyadh dan lain sebagainya.
Setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menang mutlak di Makkah dalam pemilu 1999 dan dengan terbentuknya PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) Arab Saudi. Mayoritas warga masyarakat Indonesia di Makkah menaruh harapan besar akan terwujudnya sekolah Indonesia di Makkah.
Mengingat akan besarnya keinginan warga masyarakat Indonesia di Makkah tersebut akan adanya sekolah Indonesia di Makkah dan tidak dapat ditunda lagi, maka pengurus Nahdlatul Ulama Makkah menanngapi serius dan dibahas dalam beberapa kali pertemuan. Akhirnya ditetapkan untuk diperjuangkan jangan sampai putera puteri bangsa Indonesia di Makkah tidak dapat mengenyam pendidikan yang menjadi bagian dari salah satu tujuan berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia.
Pengurus Nahdlatul Ulama Makkah membawa hasil ketetapan tersebut ke dalam pertemuan antar Pengurus Cabang Istimewa NU Arab Saudi di Jeddah. Alhamdulillah disetujui menjadi salah satu agenda program. Selanjutnya PCI NU Arab saudi memandatkan sebagai penanggung jawab dan eksekutor lapangan adalah pengurus NU Makkah.
Pada pertemuan yang bertempat di kediaman KH Saifuddin Sadawi Utaibiyah dan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya di kediaman KH Kurdi Muhammad Misfalah maka dibentuklah tim 9 yang beranggotakan ;
1. KH Kurdi Muhammad
2. KH Saifuddin Sadawi
3. KH Hasanuddin Bakri
4. H. Sirajuddin Munir
5. H. Hafidzuddin Khoiruddin
6. H. Muhid
7. Drs. H. Zainal Arifin, YS
8. H. Nurul Alam
9. H. M. Jufriadi Hamzah
Adapun langkah langkah yang dihasilkan tim 9 adalah :
1. Mendata secara kasar jumlah warga masyarakat Indonesia di Makkah yang mempunyai adak usia sekolah
2. Menyewa gedung calon sekolah Indonesia Makkah dengan biaya Ketua PCI NU Arab Saudia (Ir. H. Ahmad Fuad Abdul Wahab) yang terletak di Utaibiyah Makkah.
3. Mencari informasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk terwujudnya Sekolah Indonesia Makkah.
Pada pertama kali PCI NU Arab Saudi mengikuti Muktamar NU ke 30 pada bulan November 1999 di Lirboyo Kediri Jawa Timur, salah satu program yang akan diperjuangkan adalah mendirikan Sekolah Indonesia Makkah. Alhasil muktamirin menyambut dengan baik dan direkomendasikan untuk disampaikan ke presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Setelah berjalan beberapa bulan, tim 9 terbentur pada peraturan bahwa di wilayah Haromain Syarifain (Makkah, Madinah) tidaklah mudah mendirikan sekolah asing, sementara pembukaan tahun ajaran baru 2000 – 2001 sudah semakin dekat, maka PCI NU Arab Saudi membentuk panitia pendiri Sekolah Indonesia Makkah yang beranggotakan ;
1. Ketua : H. Roisuddin S.Ag
2. Wakil Ketua : H. Achmad Junaidi
3. Sekretaris : H. Jufriadi Hamzah
4. Wakil Sekretaris : H. Samsuri Hasan Basri
5. Bendahara : H. Abdul Halim Ahmad
6. Wakil Bendahara : H. Ali Syibromalisi Bakri
Panitia Pendiri Sekolah Indonesia Makkah dengan dibantu warga Indonesia di Makkah segera berupaya ;
1. Menyempurnakan sarana dan prasarana calon gedung sekolah yang direncakan
2. Mencari calon murid dan sekaligus didaftarkan sebagai calon murid Sekolah Indonesia makkah
3. Melobi pihak perwakilan RI Jeddah guna segera terwujudnya Sekolah Indonesia Makkah.
Pada tanggal 22 Mei 2000, Panitia Pendiri Sekolah Indonesia Makkah mengadakan acara silaturrahim dengan tema "Menyonsong berdirinya Sekolah Indonesia Makkah" yang dihadiri Bapak Konsul Jenderal RI Jeddah Bapak H. M. Yusuf, SH beserta rombongan yang terdiri Kepala Bidang Pensosbud, Kepala Bidang Imigrasi, Kepala Sekolah Indonesia Jeddah, PCI NU Arab Saudi, tokoh masyarakat dan calon wali murid Sekolah Indonesia Makkah yang bertempat di gedung yang direncanakan untuk Sekolah Indonesia Makkah yang berlokasi di Utaibiyah.
Silaturrahim tersebut membuahkan hasil bahwa sekolah yang hendak kita dirikan tidaklah bertentangan dengan peraturan pemerintah setempat dan lebih dari pada itu harus dipikirkan keberlangsungannya. Namun kemingkinan sementara bisa saja dengan menyediakan transportasi ke Sekolah Indonesia Jeddah, atau membuka kelas jauh Sekolah Indonesia Jeddah di Makkah. Untuk lebih llanjut pihak Konsulat Jenderal RI di Jeddah akan membawa persoalan tersebut ke Kedutaan Besar RI di Riyadh.
Satu sisi dalam keadaan mendesak, Ketua PCI NU Arab Saudi Ir. H. Ahmad Fuad Abdul Wahab beserta sebagian panitia yang diwakili Ketua Panitia H. Roisuddin Bakri, S.Ag, Bendahara H. Abdul Halim Ahmad dan Wakil Bendahara H. Ali Syibromalisi Bakri, serta perwakilan tim 9 KH. Saifuddin Sadawi berangkat ke Riyadh rencananya akan menemui Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh Bapak Syarif Hidayat, M,Hum. Setelah pertemuan itu, tanpa direncanakan sebelumnya ternya Bapak Prof. DR. Baharuddin Lopa, SH Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Kesultanan Oman berkehendak mengundang panitia saat itu juga untuk bersama bermusyawarah dan memperjuangkan terwujudnya Sekolah Indonesia Makkah.
Masih dalam pertemuan tersebut Bapak Dubes pada intinya menyambut gembira atas keinginan masyarakat Indonesia di Makkah dalam berupaya mendirikan Sekolah Indonesia Makkah, seraya menugaskan Bapak Atase Pendidikan dan Kebudayaan secara kusus dan secepatnya mengadakan pembicaraan dengan Departemen Kemntrian Pendidikan Arab Saudi, supaya diberi ijin mendirikan Sekolah Indonesia Makkah.
Atas keinginan luhur tersebut, pada tanggal 11 juni 2000 Bapak Dubes mendelegasikan Bapak Syarif Hidayat, M.Hum Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh, beserta Bapak Konjen RI Jeddah menugaskan Bapak Drs. H. Mutoharul Djanan Pensosbud juga turut mendampingi Ketua PCI NU Arab Saudi Ir. H. Ahmad Fuad Abdul Wahab, beserta dua perwakilan tokoh masyarakat Indonesia Makkah KH. Amin Zaini dan KH. Sufyan Amin bahkan ikut memperjuangkan Ustadz Mansur Addagag warga negara Arab Saudi mantan pejabat Kementrian Pendidikan Makkah yang merupakan Kafil KH. Hasanuddin Bakri. Mereka sama sama melobi Kepala Kementrian Pendidikan Makkah dan membuahkan hasil yang memuaskan yaitu diberikan ijin mendirikan Sekolah Indonesia Makkah dengan ketentuan ;
1. Dalam adminitrasi, Kementrian Pendidikan Arab Saudi tidak mengijinkan sekolah yang berada di bawah Sekolah Indonesia Jeddah, mengingat Makkah dan Jeddah merupakan wilayah dan ketentuan yang berbeda
2. Sekolah yang akan dibuka, diwajibkan menginduk kepada salah satu sekolah swasta Arab Saudi yang berada di Makkah
3. Kementrian Pendidikan Makkah menunjuk Al-Anjal International School menjadi induk (payung) Sekolah Indonesia Makkah dalam kaitan adminitrasi yang berhubungan dengan pemerintah Arab Saudi
4. Mengenai pengelolaan Sekolah Indonesia Makkah yang menyangkut proses belajar mengejar (kurikulum, duru dan sebagainya) diserahkan kepada pihak penyelenggra / pengelola Sekolah Indonesia Makkah.
Pada malam harinya diadakan pertemuan Bapak Dubes RI Riyadh dengan calon wali murid dan tokoh masyarakat Indonesia Makkah. Pada saat itu hadir pula KH. Hasyim Muzadi Ketua Umum PBNU sekaligus memberikan wejangan / nasehat dan bantuan berupa uang tunai sebesar $ 5000 US (Lima Ribu Dolar Amerika) diterima Rais Syuriah PCI NU Arab Saudi KH. Mahfud Mas'ud. Atas petunjuk dan harapan Bapak Drs. H. Muthoharul janan Pensosbud KJRI Jeddah, nanti setelah Sekolah Indonesia Makkah diresmikan otomatis panitia pendiri sekolah harus dibubarkan, namun mengingat peran panitia sangat bermanfaat, hendaklah dirubah dari panitia pendiri menjadi yayasan yakni berubah fungsi dari pendiri sekolah menjadi pengelola sekolah.
Pada tanggal 17 juli 2000 diresmikanlah Sekolah Indonesia Makkah oleh Bapak Duta Besar RI Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman Bapak Prof. DR Baharuddin Lopa, SH di gedung Al-anjal International Shools di Rosaifah Makkah Al-mukarromah. Dan pada saat itu juga beliau atas nama Dubes RI Arab Saudi memberikan sumbangan berupa uang tunai sebesar SR 5000 (Lima Ribu Riyal Saudi) dan 40 rem kertas folio yang diserahkan kepada Bendahara Yayasan Al-maarif Sekolah Indonesia Makkah H. Abdul Halim Ahmad. Pada tanggal 27 juli 2000 dimulai proses belajar mengajar Sekolah Indonesia Makkah dengan 26 murid dalam satu kelas, satu Kepala Sekolah dan satu guru.

  ©

Kembali ke Atas